MANGGARAI BARAT – Ratusan mantan Tenaga Kontrak Daerah (TKD) yang dirumahkan oleh Mantan Bupati Edistasius Endi berkomitmen penuh untuk memenangkan pasangan Mario-Richard.
Dukungan ini bukan sekadar formalitas politik. Bagi para mantan TKD, ini adalah bentuk perlawanan yang lahir dari pengalaman pahit mereka sebagai korban kebijakan yang dianggap merugikan kesejahteraan dan masa depan mereka.
“Kami tak hanya mendukung, kami akan berjuang untuk memenangkan Mario-Richard sebagai simbol perlawanan terhadap ketidakadilan yang kami alami,” ujar Paulus Ganor selaku koordinator dari gerakan TKD yang dirumahkan.
Keputusan merumahkan ratusan tenaga TKD di Manggarai Barat oleh Bupati Edistasius Endi, yang kala itu didasari alasan keterbatasan keuangan daerah, menimbulkan luka mendalam bagi mereka yang terdampak. Pada Desember 2021, surat dengan nomor BKPPD.870/536/XII/2021 dikeluarkan, memerintahkan seluruh kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk tidak mempekerjakan tenaga TKD hingga ada keputusan resmi dari bupati.
“Kebijakan ini tidak hanya menghancurkan kehidupan kami, tetapi juga mencederai nilai-nilai kemanusiaan. Kami dipecat tanpa alasan yang jelas, sementara sebagian lainnya tetap bekerja dan bahkan ada tenaga kontrak baru yang masuk. Ini adalah tindakan yang melukai hati kami,” kata Paulus dikutip dari laman Okebajo.com, Rabu (25/9) siang.
Yang lebih mencengangkan, kebijakan lain dari Bupati melalui Surat Keputusan nomor BKPPD.814/323/VII/2021 membuat para TKD harus menerima pemotongan honorarium yang sangat drastis. Dari total 2.339 TKD yang sebelumnya menerima gaji Rp1.950.000, mereka dipaksa bertahan dengan hanya Rp900.000 per bulan. Pengurangan yang begitu signifikan ini membuat banyak TKD jatuh ke dalam kesulitan finansial.
Menurut Paulus, bukan hanya pemecatan yang sepihak, tetapi juga pemotongan gaji yang drastis.
“Gaji kami yang tadinya Rp1.950.000 dipotong hampir setengahnya menjadi Rp900.000. Tidak ada penjelasan, tidak ada pembelaan. Kami merasa diperlakukan seperti bukan manusia,” ungkapnya.
Tidak heran, keputusan ini menjadi pemicu utama bagi banyak mantan TKD untuk berbalik mendukung Mario-Richard.
Bagi mereka, pasangan ini dianggap mampu memberikan harapan baru bagi kesejahteraan masyarakat Manggarai Barat, terutama mereka yang selama ini terpinggirkan.
Mereka kini menaruh harapan besar pada pasangan calon nomor urut 1, Christo Mario Y. Pranda dan Richardus Tata Sontani (Mario-Richard), yang dianggap sebagai simbol perubahan dan harapan baru di Pilkada Mabar 27 November 2024.
Paulus juga mengecam ketidakadilan dalam penerapan kebijakan tersebut. Menurutnya, sebagian TKD diberhentikan, sementara yang lain tetap dipekerjakan, bahkan ada tenaga kontrak baru yang masuk.
“Jika memang mengikuti aturan, mengapa hanya sebagian dari kami yang dipecat? Ada kesan pilih kasih dalam kebijakan ini, dan itu sangat melukai hati kami”, tambahnya. (pry)
Berkomentar dengan Akun Facebook
Add a comment