MANGGARAI BARAT – Debat pertama Pilkada Manggarai Barat telah berakhir, Rabu (16/10) pukul 22.15 Wita. Sebelum debat ditutup kedua pasangan calon (paslon) memberikan closing statement terlebih dahulu. Pasangan nomor urut 1 Mario Pranda-Richard Sontani terlebih dahulu memberikan statmen penutup.
Politisi partai Demokrat ini mengajak warga untuk tidak golput. Dia meminta agar masyarakat memilih pemimpin yang akan memimpin Kabupaten Manggarai Barat lima tahun mendatang. Dalam kesempatan itu dia menyentil perbedaan antara pemimpin dan penguasa. Menurutnya, penguasa adalah seseorang yang berkuasa dan tidak mau mendengarkan saran ataupun belajar dari warga atau siapapun. Sedangkan pemimpin menurutnya adalah seseorang yang mau belajar dari kesalahan. Serta mau mendengarkan keinginan dan masukan dari masyarakat.
Dari masukan itu menjadi langkah untuk meningkatkan kualitas pembangunan di Manggarai Barat. “Ingin menyampaikan pilkada 27 november adalah saran akita untuk memilih pemimpin bukan penguasa. Kenapa pilih pemimpin karena kecenderungan mendengar mau belajar,” ucapnya disambut riuh pendukung yang mendatangi Gedung aula KPU Manggarai Barat.
Dari situ dia bersama calon wakil bupatI Richard Sontani akan terus menerima dan mendengar serta belajar untuk menjadikan Manggarai Barat lebih baik lagi di lima tahun mendatang. “Karakter kami sebagai anak muda mau mendengar mau belajar apalagi Manggarai Barat umurnya masih muda. Untuk itu kami mohon tidak ada yang tidak ke TPS pada tanggal 27 november sekian dan terima kasih,” pungkas Mario
Tema debat kali seputar pembangunan pariwisata Manggarai Barat.
Namun, pasangan ini tidak hanya membawa tema materi yang diberikan KPU Manggarai Barat. Pasangan ini juga membawa isu sosial, ekonomi, tata kelola serta pemerintahan dan pembangunan di Manggarai Barat.
“Pasangan calon bupati Mario Pranda – Richard Sontani hadir sebagai antitesa dari realitas kondisi sosial, ekonomi, tata kelola, pemerintahan dan pembangunan Manggarai Barat yang belum merata dan belum sepenuhnya berpihak pada mayoritas masyarakat,” ucap Mario dikutip dari siaran pers yang diterima Rabu sore. Ada lima gerakan transformasi untuk pembangunan Manggarai Barat. Kelima gerakan itu meliput aspek sosial, ekonomi, infrastruktur, pemerintahan dan desa.
Dari lima aspek itu diyakininya dapat menciptakan perubahan nyata di Manggarai Barat. “Tak kenal lelah mendengar aspirasi rakyat, kami maju membawa visi yang berani menciptakan perubahan yang nyata, bukan sekadar janji politik,” katanya.
“Saatnya daerah ini dipimpin oleh sosok yang tak hanya bicara, tapi bergerak. Karena janji takkan mengubah masa depan, aksi lah yang menciptakan perbedaan,” pungkas Mario. (pry)