MANGGARAI BARAT – Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Barat Nomor Urut 1, Mario Pranda dan Richardus Tata Sontani berjanji akan membangun desa jika diberikan kesempatan memimpin daerah tersebut selama lima tahun yang akan datang.
Cara membangun desa yang dilakukan pasangan ini dengan meningkatkan perekonomian masyarakat. Yakni dengan memanfaatkan potensi yang ada di desa tersebut.
“Kami memastikan perekonomian masyarakat di desa semakin maju dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh desa.Desa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi,” tegas Mario Pranda saat debat pertama Paslon Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Barat dalam Pilkada 2024, Rabu (16/10/2024).
Mario Pranda menjelaskan, dirinya bersama Richardus Tata Sontani berkomitmen terhadap Lima gerakan transformasi, salah satunya transformasi desa. Pasangan ini rencananya akan mengembangkan desa adat dan desa wisata dengan memperhatikan kesejahteraan masyarakat desa. Pihaknya juga akan mendorong program satu desa memiliki satu produk unggulan.
Mario Pranda juga berjanji akan mempermudah akses pupuk dan bibit bagi seluruh petani di wilayah Manggarai Barat. Dirinya mengklaim Kecamatan Lembor merupakan penyumbang angka kemiskinan tertinggi di Kabupaten Manggarai Barat.
Dia juga berjanji, memastikan perekonomian masyarakat Manggarai Barat unggul dengan memperkuat petani nelayan, peternak dan pelaku UMKM lokal.
“Penyumbang angka kemiskinan tertinggi justru di Kecamatan Lembor, dimana mayoritas penduduknya adalah petani yang nota bene Lembor adalah lumbung padi,” ungkapnya.
Kelima Gerakan Transformasi yang pertama yaitu Transformasi Sosial. Transformasi ini menempatkan peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, dan kebudayaan sebagai fondasi utama pembangunan sosial di Manggarai Barat.
Kedua, Transformasi Ekonomi. Dalam bidang ekonomi, pasangan ini menekankan pentingnya memperkuat sektor-sektor utama seperti pertanian, perikanan, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), serta pariwisata. Dengan pemberdayaan komunitas lokal, mereka yakin bahwa ekonomi Manggarai Barat dapat menjadi lebih maju dan mandiri.
Ketiga, Transformasi Infrastruktur. Pembangunan infrastruktur yang adil dan merata menjadi fokus berikutnya. Mario-Richard berkomitmen untuk memastikan bahwa tidak ada wilayah yang tertinggal dalam pembangunan. Akses yang setara ke fasilitas publik, jalan, dan infrastruktur lainnya menjadi prioritas.
Keempat, Transformasi Pemerintahan. Dalam upaya memperbaiki tata kelola pemerintahan, Mario-Richard menegaskan pentingnya pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Mereka ingin menciptakan pemerintahan yang bersih, transparan, dan akuntabel, sehingga kepercayaan publik terhadap pemerintah dapat meningkat.
Kelima, Transformasi Desa. Gerakan transformasi ini juga menyentuh desa-desa di Manggarai Barat. Mario-Richard memperkenalkan konsep “Mabar membangun desa, desa membangun Mabar,” yang menekankan pentingnya sinergi antara desa dan kabupaten dalam pembangunan. Desa diharapkan dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi melalui pemberdayaan dan pengembangan potensi lokal. (pry)